MEMAHAMI PERHITUNGAN BIAYA DAN HARGA JUAL
Penguasaan tentang perhitungan biaya produksi dan harga jual adalah hal mutlak bagi pengusaha digital printing.
Biaya produksi atau harga jual umumnya dinyatakan dalam satuan rupiah per meter persegi. Apa sebenarnya arti dari 1 meter persegi tersebut?
1 meter persegi adalah luas area dengan ukuran lebar 1 m dan panjang 1m. Jadi jika ada penyebutan biaya produksi mesin cetak digital hanya Rp. 6.000/m2 itu artinya untuk mencetak seluas area dengan ukuran lebar 1m x panjang 1 m biayanya adalah Rp. 6.000.
Biaya Produksi
Biaya produksi dalam usaha digital printing dipengaruhi beberapa hal sebagai berikut :
1. Konsumsi tinta oleh mesin, sebaiknya anda meminta perhitungan estimasi biaya kepada vendor mesin anda. Jika tidak ada maka anda bisa menggunakan software yang bisa mengestimasi berapa kebutuhan tinta per m persegi sehingga dengan mengalikan harga tinta per cc kita akan tahu biayanya. Mesin-mesin canggih seperti ROLAND sudah dilengkapi dengan software yang bisa mengestimasi kebutuhan tinta sesuai dengan ukuran dan jenis gambar. Jika menggunakan mesin roland perhitungannya adalah sebagai berikut :
Biaya tinta = (Harga tinta x konsumsi mesin)/(1000ml x Luas area)
Contoh, harga tinta roland 1 liter adalah Rp. 500.000 dan konsumsi mesin roland untuk 1 m2 adalah 10 cc maka untuk biaya bahan adalah sebagai berikut :
Biaya Cetak = Rp (500.000/liter * 10 ml) / (1000 ml x 1 m2)
= Rp. 5.000 / m2
2. Harga bahan baku, ditentukan berdasarkan luas area bahan dan harganya. Cara menghitung biaya bahan adalah sebagai berikut :
Biaya bahan = Harga bahan / Luas Area
Contoh:
Harga Vinyl 1 roll adalah Rp. 1.500.000 dengan ukuran rol lebar 1,27 x 50 m maka untuk biaya bahan adalah sebagai berikut :
Biaya Bahan = Rp. (1.500.000/ 1,27 x 50 m)
= Rp. 23.622 /m2
3. Biaya finishing adalah biaya yang kita perlukan untuk melakukan finishing seperti laminasi atau coating. Cara perhitungan biaya laminasi sama dengan perhitungan bahan yaitu dengan cara membagi harga bahan dengan luas areanya. Biasanya semakin berkualitas bahan laminasi maka akan semakin mahal biayanya.
Sedangkan untuk coating, kita bisa menghitung berdasarkan berapa banyak konsumsi coating untuk area luas. Sesuai pengalaman kami maka biaya laminasi atau coating adalah Rp. 10.000/m2 untuk kualitas standar.
4. Biaya lain-lain adalah biaya yang kita adakan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Yang termasuk dalam biaya lain-lain ini adalah resiko gagal cetak, biaya tenaga kerja atau biaya listrik, sewa ruko atau tempat usaha dan depresiasi peralatan finishing seperti mesin laminasi atau mesin semprot coating. Untuk memudahkan biasanya kami menggunakan patokan bahwa biaya lain-lain adalah 10-20% dari total ke empat biaya lainnya.
Harga Jual
Harga jual dapat kita tentukan berdasarkan biaya produksi. Dalam penentuan harga jual sebaiknya anda mempertimbangkan beberapa hal sebaga berikut :
1. Biaya produksi sesuai dengan mesin anda.
2. Biaya tetap atau fix cost seperti tagihan listrik, tagihan telpon, gaji karyawan, depresiasi yang mana biaya itu tetap harus kita keluarkan walau tidak ada order yang datang.
3. Lokasi dan tempat usaha anda.
4. Harga jual yang ada di pasaran.
Rumus yang dapat anda gunakan untuk menghitung harga jual adalah sebagai berikut :
Harga Jual = Biaya produksi + Margin
Margin dapat kita tentukan sesuai keinginan kita dengan memperhatikan 4 poin di atas. Biasanya margin yang diambil oleh pengusaha digital printing berkisar dari 20-100%, tergantung tingkat kesulitan, jumlah order dan resiko pengerjaan.
Banyak pelaku usaha digital printing membuat harga yang tidak rasional, mereka cenderung membuat harga semurah mungkin untuk menarik konsumen. Menghadapi situasi seperti ini kita tidak perlu panik atau ikut-ikutan menurunkan harga. Yang perlu kita lakukan adalah mengedukasi konsumen tentang perbedaan harga tersebut.
Merujuk kepada pengalaman pribadi penulis, saya selalu menerangkan ke konsumen bahwa mesin yang kita gunakan lebih berkualitas, bahan yang kita gunakan berkualitas dan tinta kami pun berkualitas. Dengan segala keunggulan itulah kenapa harga di kami berbeda. Dengan memberikan contoh produk atau cetakan ke konsumen, mereka akan cepat paham dan mengerti. Jika anda dapat meyakinkan konsumen dengan metode seperti ini maka anda akan mendapatkan konsumen yang loyal yang terkadang tidak memikirkan harga lagi tapi hanya konsen ke kualitas cetakan.
Jika anda ingin sedikit bermain dengan harga cukup melakukan strategi promo, misal harga anda buat murah tetapi dengan memberlakukan minimal order. Bisa juga anda memberikan harga promo dalam rangka menyambut hari jadi perusahaan dan sebagainya. Dengan cara-cara seperti ini kita bisa memberikan harga murah dalam satu waktu tapi kita tidak akan bingung ketika terjadi kenaikan harga bahan baku.
Ada cerita yang menarik dari salah satu teman saya, ketika musim pemilu 2014 kemaren dia mendapatkan order dari salah satu partai besar peserta pemilu. Seluruh kebutuhan baliho atau spanduk dari partai tersebut dicetak di tempat teman saya itu. Setiap hari saya lihat mesin cetak digital punya teman tersebut tak pernah berhenti mencetak, mereka bahkan memiliki mesin sampai 4 unit dan kerja 24 jam non-stop.
Awalnya saya pun ngiler melihatnya tapi saya begitu heran ketika pemilu selesai akhirnya mesin-mesin tersebut hanya menjadi penunggu workshop dan orderan menurun drastis. Sampai akhirnya usaha tersebut tutup total. Setelah ngobrol panjang lebar dengan pemiliknya ternyata mereka salah dalam pemberian harga.
Kesalahannya adalah terlalu sedikit mengambil margin yaitu hanya Rp.2.000/m2, memang strategi ini bisa menarik konsumen partai banyak tapi pada kenyataannya margin yang hanya Rp. 2.000/m2 tersebut tidak dapat menutupi biaya-biaya lain yang muncul seperti maintenance mesin, pembayaran cicilan bank dan lembur karyawan.
Dari kasus ini kita bisa melihat bahwa penentuan margin sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan usaha. Mungkin untuk mempertebal insting anda akan harga jual ini anda bisa membaca buku-buku ekonomi yang mengulas lebih detail tentang cara menentukan harga secara lebih detail.
Biaya produksi atau harga jual umumnya dinyatakan dalam satuan rupiah per meter persegi. Apa sebenarnya arti dari 1 meter persegi tersebut?
1 meter persegi adalah luas area dengan ukuran lebar 1 m dan panjang 1m. Jadi jika ada penyebutan biaya produksi mesin cetak digital hanya Rp. 6.000/m2 itu artinya untuk mencetak seluas area dengan ukuran lebar 1m x panjang 1 m biayanya adalah Rp. 6.000.
Biaya Produksi
Biaya produksi dalam usaha digital printing dipengaruhi beberapa hal sebagai berikut :
1. Konsumsi tinta oleh mesin, sebaiknya anda meminta perhitungan estimasi biaya kepada vendor mesin anda. Jika tidak ada maka anda bisa menggunakan software yang bisa mengestimasi berapa kebutuhan tinta per m persegi sehingga dengan mengalikan harga tinta per cc kita akan tahu biayanya. Mesin-mesin canggih seperti ROLAND sudah dilengkapi dengan software yang bisa mengestimasi kebutuhan tinta sesuai dengan ukuran dan jenis gambar. Jika menggunakan mesin roland perhitungannya adalah sebagai berikut :
Biaya tinta = (Harga tinta x konsumsi mesin)/(1000ml x Luas area)
Contoh, harga tinta roland 1 liter adalah Rp. 500.000 dan konsumsi mesin roland untuk 1 m2 adalah 10 cc maka untuk biaya bahan adalah sebagai berikut :
Biaya Cetak = Rp (500.000/liter * 10 ml) / (1000 ml x 1 m2)
= Rp. 5.000 / m2
2. Harga bahan baku, ditentukan berdasarkan luas area bahan dan harganya. Cara menghitung biaya bahan adalah sebagai berikut :
Biaya bahan = Harga bahan / Luas Area
Contoh:
Harga Vinyl 1 roll adalah Rp. 1.500.000 dengan ukuran rol lebar 1,27 x 50 m maka untuk biaya bahan adalah sebagai berikut :
Biaya Bahan = Rp. (1.500.000/ 1,27 x 50 m)
= Rp. 23.622 /m2
3. Biaya finishing adalah biaya yang kita perlukan untuk melakukan finishing seperti laminasi atau coating. Cara perhitungan biaya laminasi sama dengan perhitungan bahan yaitu dengan cara membagi harga bahan dengan luas areanya. Biasanya semakin berkualitas bahan laminasi maka akan semakin mahal biayanya.
Sedangkan untuk coating, kita bisa menghitung berdasarkan berapa banyak konsumsi coating untuk area luas. Sesuai pengalaman kami maka biaya laminasi atau coating adalah Rp. 10.000/m2 untuk kualitas standar.
4. Biaya lain-lain adalah biaya yang kita adakan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Yang termasuk dalam biaya lain-lain ini adalah resiko gagal cetak, biaya tenaga kerja atau biaya listrik, sewa ruko atau tempat usaha dan depresiasi peralatan finishing seperti mesin laminasi atau mesin semprot coating. Untuk memudahkan biasanya kami menggunakan patokan bahwa biaya lain-lain adalah 10-20% dari total ke empat biaya lainnya.
Harga Jual
Harga jual dapat kita tentukan berdasarkan biaya produksi. Dalam penentuan harga jual sebaiknya anda mempertimbangkan beberapa hal sebaga berikut :
1. Biaya produksi sesuai dengan mesin anda.
2. Biaya tetap atau fix cost seperti tagihan listrik, tagihan telpon, gaji karyawan, depresiasi yang mana biaya itu tetap harus kita keluarkan walau tidak ada order yang datang.
3. Lokasi dan tempat usaha anda.
4. Harga jual yang ada di pasaran.
Rumus yang dapat anda gunakan untuk menghitung harga jual adalah sebagai berikut :
Harga Jual = Biaya produksi + Margin
Margin dapat kita tentukan sesuai keinginan kita dengan memperhatikan 4 poin di atas. Biasanya margin yang diambil oleh pengusaha digital printing berkisar dari 20-100%, tergantung tingkat kesulitan, jumlah order dan resiko pengerjaan.
Banyak pelaku usaha digital printing membuat harga yang tidak rasional, mereka cenderung membuat harga semurah mungkin untuk menarik konsumen. Menghadapi situasi seperti ini kita tidak perlu panik atau ikut-ikutan menurunkan harga. Yang perlu kita lakukan adalah mengedukasi konsumen tentang perbedaan harga tersebut.
Merujuk kepada pengalaman pribadi penulis, saya selalu menerangkan ke konsumen bahwa mesin yang kita gunakan lebih berkualitas, bahan yang kita gunakan berkualitas dan tinta kami pun berkualitas. Dengan segala keunggulan itulah kenapa harga di kami berbeda. Dengan memberikan contoh produk atau cetakan ke konsumen, mereka akan cepat paham dan mengerti. Jika anda dapat meyakinkan konsumen dengan metode seperti ini maka anda akan mendapatkan konsumen yang loyal yang terkadang tidak memikirkan harga lagi tapi hanya konsen ke kualitas cetakan.
Jika anda ingin sedikit bermain dengan harga cukup melakukan strategi promo, misal harga anda buat murah tetapi dengan memberlakukan minimal order. Bisa juga anda memberikan harga promo dalam rangka menyambut hari jadi perusahaan dan sebagainya. Dengan cara-cara seperti ini kita bisa memberikan harga murah dalam satu waktu tapi kita tidak akan bingung ketika terjadi kenaikan harga bahan baku.
Ada cerita yang menarik dari salah satu teman saya, ketika musim pemilu 2014 kemaren dia mendapatkan order dari salah satu partai besar peserta pemilu. Seluruh kebutuhan baliho atau spanduk dari partai tersebut dicetak di tempat teman saya itu. Setiap hari saya lihat mesin cetak digital punya teman tersebut tak pernah berhenti mencetak, mereka bahkan memiliki mesin sampai 4 unit dan kerja 24 jam non-stop.
Awalnya saya pun ngiler melihatnya tapi saya begitu heran ketika pemilu selesai akhirnya mesin-mesin tersebut hanya menjadi penunggu workshop dan orderan menurun drastis. Sampai akhirnya usaha tersebut tutup total. Setelah ngobrol panjang lebar dengan pemiliknya ternyata mereka salah dalam pemberian harga.
Kesalahannya adalah terlalu sedikit mengambil margin yaitu hanya Rp.2.000/m2, memang strategi ini bisa menarik konsumen partai banyak tapi pada kenyataannya margin yang hanya Rp. 2.000/m2 tersebut tidak dapat menutupi biaya-biaya lain yang muncul seperti maintenance mesin, pembayaran cicilan bank dan lembur karyawan.
Dari kasus ini kita bisa melihat bahwa penentuan margin sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan usaha. Mungkin untuk mempertebal insting anda akan harga jual ini anda bisa membaca buku-buku ekonomi yang mengulas lebih detail tentang cara menentukan harga secara lebih detail.
+ comments + 3 comments
Terima kasih untuk infonya
Terima kasih untuk infonya
Keren gan tanks
Post a Comment